Cerita dibalik gambar

Posted by Amalia | Posted in | Posted on 14.49

0


Ceritanya, aku ama bang Dirman abis coba - coba renang di pantai Kuta, kalo yang ditengah, nah itu namanya P. Arkian alias bang Cile, dia sih gak berani renang soalnya takut basah... he, he... Ternyata asik juga renang di pantai lho, sayangnya gak bisa main selancar, padahal sewa papan selancar murah kok, cuma 20 ribu sejam!  Tapi udah puas juga sih, udah ngrasain renang di pantai, kapan ya bisa ke kuta lagi?




Nah kalo yang ini adalah Mike Tyson, tapi kok kurus ya? Oh mungkin kecape'an kali jalan - jalan sambil renang, udah gitu ngliatin bule pada berjemur he.. he.. Oh iya, itu yang pake topi kuning, Jainudin lagi terkesima liatin Tyson yang makin kurus, tapi makin putih aja kulitnya, he ..he..







Oiiii... Gw udah mirip belum? kalo udah buruan ambil fotonya, pegel nih bergaya gorilla gini, emangnya gak capek apa! Jangan lama - lama ya buruan jepret...
Masih banyak job nih, abis ini ada tugas jadi topeng monyet! he.. he.. 








Jay sorry ya, maapin gw udah godain cewek loe, jangan marah dong kita kan udah lama temenan, beneran serius gw minta maap !!!
Ha.. ha..










Panas euy... pantai Kuta jam tiga sore aja masih terasa panasnya, apalagi ditambah bule - bule yang pada bugil, makin panas aja... Sayang banget ya pantai yang indah ditambah keindahan yang kurang indah he he... paan sih maksudnya? pikir aja ndiri...













He... tahu gak, gw abis gajian neh! Amplopnya aja belum gw buka, tar aja lah kalo mau belanja... ini gw lagi di depan gapura Coca cola Bali, masa lhoe gak percaya? Tuh lihat belakang gw ada patung pake sarung, yang begini cuma ada di Bali tahu gak? Soalnya kalo di Bali patung itu disunat..., gak percaya? Buka aja sarungnya pasti tititnya gak ada...




Ini rumah P. Jened, kontrakan kita di Bali, liat tuh aki2 (P. Arkian) lagi ngupil, kalo si Jay lagi mau pipis gaya si Boly..

Las argon (GTAW) untuk pengelasan Carbon Steel dan Stainless Steel

Posted by Amalia | Posted in | Posted on 05.27

13


Buat kamu yang biasa bekerja di workshop maupun di proyek dengan pekerjaan - pekerjaan pengelasan besi/carbon (MS/CS) dan stainless steel (SS) mungkin udah nggak heran dan udah sangat akrab dengan las argon. Tapi mungkin masih ada teman - teman kita yang belum tahu tentang las argon, atau sudah pernah denger tapi ingin tahu lebih jauh, aku mau coba membahasnya. Mungkin kamu biasa pake las karbit, acetilin atau mungkin elektroda (stick), mau tahu nggak bedanya dan alasan mengapa digunakannya las argon? Berikut ini adalah beberapa perbedaan dan alasan penggunaan las argon:

1. Perbedaannya dengan teknik pengelasan lain

Sumber api , menggunakan sumber api yang berasal dari listrik yang dihasilkan oleh mesin las berupa travo (inverter). Pada pengelasan karbit maka sumber apinya adalah gas yang dihasilkan oleh perendaman karbit, sedangkan pada las acetilin, gas acetilin digunakan sebagai bahan bakar untuk membuat sumber api.
Sinar las, welder/operator las pada las argon wajib hukumnya pake kedok/masker safety pada saat melakukan pengelasan, ini disebabkan sinar yang dipantulkan oleh sumber api listrik sangat terang, makanya digunakan masker yang dilengkapi kaca hitam yang dirancang untuk mengurangi silau pada mata, supaya cairan logam bisa terlihat jelas supaya bisa diarahkan. Tanpa menggunakan masker las mustahil mendapatkan hasil pengelasan yang baik sesuai standar, yang ada mata kamu akan menjadi bengkak dan berair, serta terasa pedih.


2. Alasan penggunaan
Bersih dibanding pengelasan acetilin, las karbit maupun elektroda, karena gas argon yang digunakan untuk mendukung proses pengelasan hampir nggak ada polusi, hanya mengeluarkan sedikit asap. Sedangkan pada material yang dilas hasil pengelasan pun bersih, karena pengelasan jenis ini tidak menimbulkan percikan logam maupun kerak.
Rapih dan teliti, hasil pengelasan sangat mungkin rapi dan teliti, bisa menjangkau posisi sempit tanpa mengorbankan tampilan/perfomace, hasil pengelasan tetap bisa kecil dan lurus, dan bisa digunakan untuk material dengan ketebalan 50mm atau lebih sampai dengan 1mm bahkan yang lebih tipis lagi.
Untuk pengelasan stainless steel (SS), ini mungkin akan jadi alasan utama, karena las acetilin dan karbit tidak bisa digunakan buat ngelas SS, sedangkan las elektroda/stick masih bisa digunakan hanya untuk material dengan tebal 2mm atau lebih, itupun masih meninggalkan percikan yang kadang susah dibersihkan sehingga tidak disarankan untuk pengelasan pada material yang ada kontak langsung dengan produk farmasi, food & baverage dan kosmetik.

Nah, sekarang udah ada gambaran yang lumayan jelas kan, perbedaan las argon dengan yang lain dan juga alasan pemakaian jenis las ini. Oh iya buat kamu yang mau ngasih masukan atau komentar, sok aja gak perlu ragu pumpung gratis, he.. he..

Mudah - mudahan bermanfaat.


 





Welder sebagai profesi

Posted by Amalia | Posted in | Posted on 16.21

5

Dunia industri yang terus berkembang seiring waktu, menyerap tenaga kerja yang sangat banyak. Ini berarti peluang kerja terbuka luas, meskipun kita dihadapkan pada kenyataan banyaknya pengangguran yang ada di Indonesia, terutama di kota besar seperti Jakarta. Welder (juru las) adalah satu dari sekian banyak profesi yang ada. Tugas utama seorang welder adalah menyambung, biasanya media yang disambung adalah logam/metal, bisa berupa besi, stainless, alumunium, tembaga, kuningan dan lain - lain. Untuk tembaga dan kuningan, alumunium dan yang lain aku gak tahu gimana teknik pengelasannya. Yang aku tahu hanya besi dan stainless aja. Hampir 7 tahun terjun di dunia pengelasan, dimulai dari helper sampai sekarang welder dan masih terus belajar. Soalnya buat aku kerja adalah juga sarana untuk belajar. Project yang paling sering yang paling sering aku ikuti adalah pabrikasi tangki stainless dan instalasi pipa. Selama menjalani profesi ini begitu banyak suka duka yang aku alami. Seorang welder selain dituntut sehat dari segi fisiknya juga harus memiliki skill / ketrampilan mengelas yang baik. Dua hal ini menjadi penting dan saling mendukung, karena pada prakteknya ketrampilan mengelas saja tidak cukup, kalo gak didukung fisik yang prima, karena pekerjaan seorang welder memang cukup menguras tenaga. Pekerjaan yang paling sering membutuhkan tenaga extra adalah pada posisi - posisi sulit saat pengelasan harus dilakukan, misalnya pada posisi di ketinggian, pada posisi yang sempit dan lain - lain. Meskipun banyak menguras tenaga dan banyak tantangan yang harus dihadapi, tapi dengan tekad yang kuat dan juga cinta pada pekerjaan, akan sangat membantu mengurangi stress serta kelelahan yang berlebihan.